Sunday, November 1, 2009

INFORMASI


Dinfinisi Data dan Informasi

Masih banyak masyarakat yang masih mencampuradukkan pengertian antara data dan informasi. Keudanya selah-olah sama saja, padahal kedua hal tersebut merupakan dua hal yang berbeda.

Difinisi data.

Data adalah serangkaian angka-angka dan dapat juga berupa huruf-hurup, atau fakta-fakta dan statistik dalam bentuk kumpulan sinyal atau simbol yang tidak berkaitan dengan penggunaan macam apapun dan belum ditafsirkan. Jadi data adalah bahan mentah yang menajdi dasar untuk mengembangkan informasi.

Definisi Informasi

Informasi adalah dari asal kata dalam bahasa inggris “to inform” adalah data yang telah disaring, dianalisis, ditata, disampaikan dalam bentuk yang berguna untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai macam informasi dibutuhkan untuk berbagai kegunaan, jadi informasi tertentu berkaitan dengan penggunaan tertentu.

Jadi secara singkat, kalau data adalah angka-angka dan bahan mentah lain dari inormasi yang belum mengalami proses pengolahan. Sedangkan Infornasi adalah hasil dari pengolahan data-data yang sangat berguna bagi organisasi.

Tiga karateristik dasar informasi

1. Dari perspektif Sistem Pengendalian Mamanjem, informasi adalah ia merupakan produk yg mengurangi ketidak pastian mengenai tindakan apa yang perlu dilakukan atau menyakinkan pengambil keputusan tentang tindakan-tindakan terdahulu yg pernah di ambil.

2. Ia dapat berfungsi sebagai suatu fungsi penyadar (awarness function).

3. Ia dapat berfungsi sebagai suatu fungsi evaluasi.

Nilai Informasi

Sistem yg optimal = selisih total antara nilai harapan informasi yg diberikan oleh sistem dan biaya untuk mendapatkan informasi adalah maksimal.

Informsi Pengendalian Manajemen

Dalam pengendalian manajemen, informasi digunakan untuk:

Ø Perencanaan

Ø Koordinasi

Ø Evaluasi

Indormasi Untuk Perencanaan

n Informasi yang membantu untuk sistem ini adalah informasi yang berorientasi ke masa depan, dan sebagian besar dari informasi ini diperoleh dari sumbersumber luar, dan pengalaman masa lalu organisasi

n Sistem Pengendalian Mamanejemn mengumpulkan informasi dari sumber:

1. Catatan harian interen kegiatan organisasi

2. Kegiatan-kegiatan pesaing

3. Perkembangan dalam industri

4. Keadaan ekonomi secara umum.

Informasi Untuk Koordinasi

n Sebagian besar berupa informasi untuk mengurangi ketidak-pastian.

n Menungjang kerja yang efektif dan efisien, informasi harus setepat mungkin. (berlebihan atau Kekurangan tidak baik).

n Informasi koordinasi menggunakan:

ü Angka-angka untuk anggaran

ü Standar

ü Sasaran

Cakupan Informasi Pengendalian

Secara konseptual, cakupan informasi pengendalian manajemen tidak ada batasanya secara formal. Ia dapat meliputi segala macam informasi, sepanjang nilainya selih daripada biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkannya, sepanjang ia berguna untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Menganggap sistem pengendalian manajemen sebagai sistem pengolahan informasi seringkali membuat kita terlalu mementingkan pengolahan secara teknis dan melupakan makna dari informasi itu sendiriyang terus meneur berubahdan seringkali tidak mungkin ditangani secara rutin. Tetapi keduanya, makna informasi dan prosesnya – perlu dipadukan untuk memastikan tersusunya sistem pengendalian manajemen yang ekonomis, efektif, dan bermakna.

TUJUAN DAN STRATEGI

TUJUAN DAN STRATEGI

Tujuan digunakan untuk menyatakan rumusan yang luas dan tidak terbatas waktu tentang apa yang ingin dicapai organisasi.

Sasaran digunakan untuk menyatakan rumusan hasil akhir yang lebih spesifik, pencapaian yang harus terwujud dalam batas waktu tertentu.

Tujuan mendahului strategi dalam proses perencanaan strategik

Sasaran digunakan dalam proses pengendalian manajemen untuk melaksanakan strategi.

Pada mulanya, ketika organisasi dibentuk, proses perencanaan strategik digunakan untuk memilih tujuan dan strategi. Kemudian, ini digunakan untuk memilih kebijakan dan program-program tindakan umum dan bila diperlukan untuk merumuskan kembali tujuan dan menyelesaikan strategi.

Contoh Kasus

Mc Donald menentukan sasaran membuka sejumlah X toko fastfood tahun depan. Perusahaan menetapan mencapaian volume penjualan sebesar Y juta dollar dalam 5 tahun dari sekarang.

Jika sasaran dirumuskan sepert tadi secara periodik, maka Sistem Pengendalian Manajemen dapat mengukur tingkat pencapaiannya

Strategi.

n Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumberdaya dan usaha organisasi (Tzunsu, Hannibal, Clausewitz))

n Strategi manajemen adalah suatu proes yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan, dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi (Hariadi).

n Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai target keuangan dan posisi strategis

Empat frasa penting strategi manajemen

  1. Suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah terencana yang melibatkan manajemen dalam organisasi mulai pimpinan tertinggi sampai karyawan terbawah.
  2. Proses digunakan untuk merumuskan visi dan misi, menetapkan tujuan strategi dan memilih stategi yg cocok untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
  3. Proses digunakan sebagai landasan untuk menjalankan strategi demi menyediakan customer value terbaik.
  4. Pelaksanaan strategi harus selalu dievaluasi untuk menilai apakah hasil yg dicapai sesuai dengan rencana dan perkembangan terbaru.

Tingkatan Strategi

  1. Strategi Korporasi, menggambarkan arah keseluruhan perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan pengelolaan bermacam-macam unit bisnis maupun variasi produk yang dihasilkan perusahaan.
  2. Strategi unit bisnis, diarahkan kepada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu
  3. Strategi Fungsional, strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen (terdiri atas Researct & Development, keuangan, produksi, dan lain-lain) yang dapat mendukung strategi level unit bisnis

Variabel-variabel kunci

Variabel kunci dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal.

Variabel kunci internal pada dasarnya merupakan titik-titik resiko dalam keseluruhan sistem dan suatu organisasi tempat kegiatan-kegiatan dapat lepas kendali atau menyimpang dari rencana manajemen.

Adappun variabel kunci eksternal adalah faktor-faktor yang sebagian besar diluar kendali langsung organisasi. Terhadap variabel-variabel ini seperti, elastisitas permintaan terhadap harga produk atau laju perkembangan teknologi suatu produk atau proses, organisasi harus lebih berusaha menyesuaikan diri daripada mengubahnya.

Banyak cara yang digunakan oleh organisasi agar keberadaanya tetap unggul. Walaupun secara teori ada yang menyebutkan siklus hidup suatu organisasi, namun salah satu hal yang dijadikan prinsip oleh usahawan adalah going concern atau keberlanjutan. Artinya organisasi selalu terus berupaya agar keberadaanya tidak mengalami penurunan, namun selalu memperbaharui agar dapat hidup terus. Untuk dapat hidup terus tentunya organisasi harus dapat bersaing dengan organisasi lain baik yang sejenis ataupun tidak sehingga tidak ditinggal oleh customer. Langkah strategis yang diambil diantaranya harus memiliki efektifitas dan keunggulan dalam organisasi mereka sehingga keberadaanya menjadi lebih kuat dan kokoh.

Paradigma baru dalam ilmu manajemen mengakui kesadaran yang meliputi pengembangan dunia secara alamiah dan hal itu yang mendasari pentingnya transformasi organisasi (Heaton dan Harung 1999, 157). Menurutnya ada tujuh sifat yang mendasari kesadaran organisasi; efficiency on a par with nature's principle of least action, spontaneous and frictionless coordination, creative inspiration akin to artistic genius, doing well by doing good: prosperity and social value, harmony with the natural environment, spontaneous change in an evolutionary direction, and leadership which promotes full human development. Hal tersebut dapat dianalogikan “back to the nature” dari suatu organisasi tentunya setelah mengalami proses akal, mental/ emosional dan spiritual (Agustian 2002). Sehingga wajar sekali jika organisasi dapat memiliki nilai-nilai tiga tingkat kesadaran tersebut akan dapat tetap unggul. Tiga tingkat kesadaran manusia tersebut menurut Bastaman 1995 yang dikutip Triyuwono 2003, 3 adalah suatu yang penting untuk dapat dipahami dan dipraktekan sehingga tujuan keberhasilan secara alamiah yaitu manusia dan organisasi akan tercapai dan langgeng tidak hanya secara material namun juga secara non material (bahagia, tentram, aman).

Menurut Bollinger dan Smith 2001, 8 “managing organizational knowledge as a strategic asset adalah penting sekali guna memelihara keberlanjutan dari competitve advantage. Jadi mangatur organizational knowledge ternyata memiliki aspek yang kritis dalam sebuah organisasi dalam kaitannya menjadi organisasi yang unggul dan tetap memelihara keunggulannya.

Organizational knowledge salah satu aspeknya yang erat kaitannya adalah organization’s intellectual capital (Robinson dan Kleiner 1996, 36) yang dapat juga sebagai konsep kepemilikan intelektual, seperti halnya patents dan licencies yang tentunya sangat berharga dan besar kontribusinya untuk keunggulan organisasi.

Dengan modal intelektual organisasi maka segala permasalahan dapat diharapkan segera diselesaikan dengan baik dan cepat, apalagi di era globalisasi ini yang menuntut serba cepat dan efesien dari sisi biaya sebagai pertimbangan utamanya. Oleh karena itu, dalam organisasi aspek komunikasi jelas mengandung biaya apalagi yang menggunakan sistem sentralisasi. Intranet adalah salah satu jalan keluar untuk dapat mengurangi dampak biaya komunikasi organisasi dan juga lebih efisient (Yen dan Chou 2001, 80).

Sesuai dengan modal intelektual organisasi yang diharapkan dapat ada dan selalu ditingkatkan dalam sebuah organisasi maka hal yang sangat perlu dilakukan oleh organisasi itu sendiri adalah pembelajaran organisasi. Melalui individu-individu dan group dalam suatu organisasi sangat penting untuk belajar agar dapat berdampak kepada lingkungan organisasi. Sehingga organisasi akhirnya juga harus belajar, baik dengan lerning by doing, ataupun eksperimen, kesemuannya demi transfer of knwoledge yang ujung-ujungnya organisasi memiliki competitive advantage organisasi (Englihardt dan Simmons 2002, 39). Dalam perusahaan manufaktur, pembelajaran organisasi dengan mengunakan management by process menunjukkan solusi yang inovatif dari organisasi dan menunjukkan indikator performance yang secara sistematis sesuai dengan proses yang mendasarinya bagi setiap industri manufaktur (Toni dan Tonchia 1996, 235). Pembelajaran organisasi merupakan suatu yang alamiah yang kadang organisasi moderen labih cenderung seperti mesin sehingga melupakan proses alamiah ini (Cavaleri dan Fearon 2000, 251). Sebagai hasil penelitiannya ternyata pembelajaran organisasi memberikan keuntungan bagi organisasi karena ada potensial sinergi dan manajemen proyek dapat lebih terintegrasi secara bersama. Guna mencapai learning organization menurut Bettersby 1999, 58 maka langkah berikutnya yang dapat dilakukan oleh organisasi, khususnya kepada anggota atau karnyawan adalah dengan melakukan Continuing Profesional Education (CPE). Dengan melaksanakan CPE ini maka akan dapat terjadi emancipatory and transformative imperative terhadap learning organization.

PENGENDALIAN & PERILAKU ORGANISASI

PENGENDALIAN & PERILAKU ORGANISASI

A. Pengertian Organisasi

Adalah sekelompok orang yg bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Teori perilaku organisasi

1. Abraham Maslow (1970)

Teori Jenjang Kebutuhan, bahwa manusia mempunyai banyak kebutuhan dan keinginan yg tersusun sedemikian hingga bila satu kebutuhan telah terpenuhi maka manusia tersebut akan berusaha memenuhi tingkat kebutuhan yg lebih tinggi lagi.

Teori ini menyiratkan bahwa SPM haruslah didasarkan pd keinginan manusia untuk memuaskan, yg berbeda di setiap saat, untuk setiap keadaaan dan bagi orang yang berbeda

2. Teori Motivasi pencapaian

C.P. Alderfer(1972), perilaku manajer dalam organisasi, bahwa seseorang dipengaruhi oleh keinginannya untuk berhasil (berprestasi), keinginan untuk berkuasa, dan kebutuhan akan pergaulan (afiliasi).

Teori ini menyiratkan bahwa SPM dalam menggunakan struktur imbalan dan hukuman haruslah didasarkan pada motif-motif ini

Jones 1995, 421 menyatakan secara teori suatu perusahaan tentu akan mengalami suatu siklus hidup. Ada empat tahapan organisasi yaitu; kelahiran, pertumbuhan, penurunan, dan kematian

GAMBAR Model Siklus Hidup Organisasi Jones 1995, 421

Keterangan:

a. Organizational birth

Organizational birth /Kelahiran organisasi, dengan memanfaatkan keahlian dan kompetensi, beberapa orang kemudian dapat menciptakan nilai/ value sehingga dapat disebut lahirlah sebuah organisasi. Menciptakan nilai yaitu dicontohkan menemukan cara baru untuk dapat meraih pasar. Contohnya kita menjual produk sama akan tetapi harga lebih murah, kita membuat kue yang memiliki citarasa lezat yang tidak sama dengan perusahaan sejenis. Contoh tersebut menunjukkan strategi yang dipilih seperti penawaran harga yang lebih rendah dari pesaing (low‑cost business) dan penawaran produk yang berbeda dari pesaing (differentiation)

b. Organizational birth

Organizational birth/ pertumbuhan organisasi, yaitu organisasi yang mengembangkan keahlian dan kompetensinya. Banyak cara yang dilakukan agar dapat tumbuh seperti meniru strategi, struktur, dan budaya organisasi yang telah sukses sebelumnya.

c. Organizational decline

Organizational decline/ penurunan organisasi, yaitu suatu organisasi yang gagal dalam mengantisipasi, mengenal, menghindari, menetralisir, atau menyesuaikan diri dengan tekanan eksternal dan internal yang mengancamnya.

d. Organizational death

Organizational death/ organisasi yang mati, yaitu organisasi yang tidak bisa lagi beroperasi dan beraktifitas lagi. Hal seperti ini sebenarnya yang harus dihindari dari suatu organisasi.

3. Model Penurunan Organisasi Weitzel dan Jonsson 1998

Dari gambar di bawah terlihat ada lima tahap decline, yaitu tahap satu blinded, tahap dua inaction, tahap tiga faulty action, tahap empat crisis, dan tahap lima dissolution and organizational death.

Gambar 2 Model Penurunan Organisasi Weitzel dan Jonsson 1998

Keterangan:

a. Tahap pertama blinded, yaitu organisasi tidak dapat mengenal masalah internal atau eksternal yang sedang mengancam kehidupannya. Hal ini dikarenakan organisasi tidak memiliki tempat untuk memonitoring dan sistem informasi yang mereka butuhkan untuk mengukur efektivitas organisasi dan mengidentifikasi penyebab organizational inertia. Langkah yang dapat dilakukan manajer yaitu memonitor faktor‑faktor internal dan eksternal secara terus menerus sehingga memiliki informasi yang tepat waktu untuk melakukan tindakan koreksi.

b. Tahap dua inaction, hal ini terjadi karena kekeliruan manajer dalam menginterprestasikan informasi dan situasi ini merefleksikan perubahan jangka pendek. Penyebab lainnya yakni manajer mengejar tujuannya dengan mengorbankan tujuan stakeholder lain.

c. Tahap tiga faulty action, hal ini karena tidak selesainya masalah yang dihadapi walaupun manajer telah berusaha mengambil beberapa tindakan. Penyebabnya dapat dikarenakan manajer over commitment (komitmen yang berlebihan) terhadap strategi dan struktur sehingga tidak berani merubah meskipun ternyata hal tersebut tidak dapat menghentikan decline.

d. Tahap empat crisis, yaitu menggunakan perubahan radikal terhadap strategi dan struktur organisasi yang dapat menghentikan decline sehingga perusahaan akan tetap survive.

e. Tahap lima dissolution, yaitu tahap dimana organisasi tidak dapat dibangkitkan lagi. Organisasi telah kehilangan dukungan dari stakeholdernya, akses ke sumber daya lain lemah, kehilangan reputasi dan pasar. Organisasi mungkin tidak mempunyai pilihan selain melepaskan sumber daya yang tersisa atau melikuidasi assetnya dan kemudian bangkrut.

4. Pertumbuhan Organisasi Model Grainer 1972

Model Grainer yang berasal dari Harvad ini menyatakan bahwa organisasi berjalan melalui lima subtahap pertumbuhan yang berurutan selama evolusi organisasi dan semua tahap diakhiri dengan suatu krisis karena adanya problem utama yang dihadapi organisasi.

Gambar Pertumbuhan Organisasi Model Grainer 1972

Keterangan:

a. Tahap pertama yakni pertumbuhan melalui kreatifitas, seseorang setelah mengembangkan produk baru ke pasar melalui pengembangan keahlian dan kemampuannya sehingga organisasi dapat berkembang. Kemudian terjadi krisis kepemimpinan, yang biasanya mengindikasikan pengusaha tersebut tidak tepat untuk menjadi seorang manajer.

b. Tahap kedua yakni pertumbuhan melalui direksi, dengan adanya krisis kepemeimpinan tersebut, maka tim top manajemen yang kuat dapat menjadi pemimpin pada tahap berikutnya. Sehingga mereka mengambil tanggungjawab dengan mengatur strategi perusahaan. Kemudian menerapkan aturan‑aturan yang standar dan formal, dan prosedur‑prosedur yang memungkinkan semua fungsi‑fungsi organisasi untuk memonitor dan melakukan pengendalian aktivitas dengan lebih baik. Kemudian terjadi krisis otonomi, karena orang-orang kreatif seperti pada departemen riset dan development (R&D), departemen produksi, dan pemasaran menjadi frustasi karena kurangnya pengendalian terhadap pengembangan produk dan inovasi. Struktur didisain oleh top manajer dan memaksakan sentralisasi dalarn pengmbilan keputusan dan membatasi kebebasan untuk exsperiment, mengarribil resiko, dan menjadi entrepreneurship internal.

c. Tahap tiga adalah pertumbuhan melalui delegasi, yaitu organisasi yang banyak mendelegasikan otoritasnya kepada manajer di tingkat bawah dalam semua fungsi dan memberikan penghargaan atas kontribusinya dalam mengendalikan aktivitas organisasi. Kemudian terjadi krisis pengendalian, yaitu top manajer merasa kehilangan kontrol terhadap perusahaan secara keseluruhan. Manajer di tingkat bawah menyukai extra power ini karena berhubungan dengan prestise dan reward.

d. Tahap empat yaitu pertumbukan melalui koordinasi, yaitu top manajer mengkoordinasi divisi‑divisi dan memotivasi manajer divisi untuk menjalankan organisasi dengan perspektif yang luas. Kemudian terjadi krisis red tape, yaitu aturan dan prosedur meningkat tetapi pengaruhnya terhadap peningkatan efektivitas organisasi hanya sedikit bahkan mungkin menjadi kurang efektif karena melemahkan entrepreneurship dan aktivitas produktif lainnya.

e. Tahap lima pertumbuhan melalui kolaborasi, yaitu menekankan "spontanitas yang lebih besar dalam tindakan manjemen melalui tim dan kecakapan dalam menghadapi pertentangan antar personal". Jadi yang diterapkan adalah pengendalian sosial dan self‑discipline, bukan pengendalian formal. Sehingga banyak perusahaan yang akhirnya memperbaiki pelayanannya terhadap customer dan menggunakan "matrix in the mind' yang pada manajemen global adalah bagian dari strategi kolaborasi. Dengan menggunakan saling menyesuaikan (mutual adjustment) dan mengurangi standarisasi dalam kerangka kolaborasi ternyata banyak perusahaan yang cukup sukses dan menjadikan organisasi lebih organik.

5. Hubungan antara Organisasi dan Keefektifan Organisasi Jones 1995, 441

Gambar: Hubungan antara Organisasi dan Keefektifan Organisasi Jones 1995, 441

Dari gambar di atas, nampak hubungan antara efektifitas organisasi dengan ukuran organisasi. Titik yang paling efektif berada pada titik A, yaitu perpotongan antara titik efektifitas organisasi pada E1 dengan ukuran organisasi pada titk S1. Sedangkan jika organisasi tumbuh terus dan melewati dari titik A, maka efektifitas terlihat akan menjadi menurun. Asumsi dari model ini yaitu manajer memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi krisis organisasi sehingga, dapat mempertahankan organisasinya. Pada titik A banyak faktor yang dapat menyebabkan organisasi tumbuh dengan sangat cepat atau tumbuh dengan cara yang mengarahkan organisasi ke tahap decline yaitu: Organizational Inertia dan Environmental Change.

6. Strategi Berkompetisi di dalam Sumber Daya Lingkungan Jones 1995, 426

Spesialis Strategy

(operates in one niche)

Generalist Strategy

(operates in several niches)

r- Strategy

r- Spesialis

r- Generalist

k- Strategy

k- Spesialis

k- Generalist

Gambar 5 Strategi Berkompetisi di dalam Sumber Daya Lingkungan Jones 1995, 426

Dari gambar di atas, yaitu adanya r‑strategy versus k‑strategy. R‑strategy adalah upaya membangun organisasi lebih awal di lingkungan yang baru. Keuntunganya yaitu memperoleh first‑mover advantage dan memiliki kesempatan pertama untuk memperoleh resources dilingkungannya sehingga organisasi dapat tumbuh cepat dan mengembangkan keahliannya sehingga dapat meningkatkan kesempatan untuk tetap hidup dan menjadi lebih makmur.

K-Strategy adalah membangun organisasi lebih lambat, biasanya berada pada lingkungan yang lain dan jika lingkungan tersebut sudah berkurang serta organisasi telah menemukan cara yang benar dalam bersaing, baru organisasi itu berpindah pada lingkungan yang baru dan menjadi pesaing.

Specialist strategy yaitu mengupayakan core competence-nya untuk dapat memasuki area sumber daya yang sempit pada suatu relung pasar. Generalist strategy yaitu menyebarkan core competence-nya pada area sumber daya yang lebih luas di beberapa relung pasar. Generalist strategy dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang tidak pasti karena jika satu relung menghilang mereka masih memiliki relung yang lain untuk beroperasi. Sedangkan specialist yang hanya memiliki satu relung sangat besar sehingga ada kemungkinannya untuk gagal dan mati. Specialist dan generalist dapat hidup berdampingan, karena kesuksesan generalist menciptakan kondisi dimana specialist dapat beroperasi.

Process of Natural Selection memunculkan empat jenis strategi yaitu r-specialist, r-generalist, k-specialist, dan k-generalist dari perlawanan antara r‑strategy vs k‑strategy dan specialist strategy vs generalist strategy. Organisasi yang menerapkan r‑strategy akan bergerak cepat dalam memenuhi kebutuhan konsumen sehingga pertumbuhannya seperti menjamur yang biasanya organisasi ini kemudian menjadi r- generalist.

Kemudian organisasi yang sekarang menjadi r-generalist akan memasuki pasar dan mengancam r‑specialist yang lemah. Akibatnya hanya r‑specialist yang kuat saja yang dapat bertahan, kemudian r-generalist dan k-generalist yang dapat terus bertahan dan mendominasi lingkungan dengan melayani berbagai segmen pasar dan menekan biaya lebih rendah, atau dengan differentiation strategy.

Perusahaan biasanya cenderung memilih k-­generalist strategy yang dapat menimbulkan relung‑relung untuk perusahaan baru sehingga k‑specialist dapat memanfaatkan relung tersebut. Perusahaan baru biasanya selalu memunculkan untuk kesempatan baru sehingga hal ini yang menyebabkan proses seleksi alam, yaitu suatu proses yang menjamin kelangsungan hidup dari organisasi yang memiliki keahlian dan kemampuan terbaik saja yang dapat bertahan pada lingkungannya.

Oleh karena itu, modal intelektual organisasi yang dikemukakan Robinson dan Kleiner 1996, 36 merupakan upaya strategis bagi organisasi dalam menjamin keberlanjutan dan sekaligus memiliki keunggulan kompetitif. Sebagai contoh lihat bagaimana Bill Gates yang memiliki modal intelektual dalam organisasinya dia selalu menjadi pionir dalam bidang software di dunai yang sampai sekarang belum ada yang menandingi keunggulannya.

Sebagai langkah keberlanjutannya yaitu dengan managing organizational knowledge as a strategic asset yang merupakan peran yang tidak kalah pentingya dalam strategi organisasi yang unggul (Brollinger dan Smith 2001, 8)

Guna menunjang stretegi di atas, perkembangan teknologi yang tidak bisa diabaikan peran strategisnya adalah dengan dengan jaringan intranet dan internet. Seperti yang dikemukakan oleh Yen dan Chou 2001, 80 bahwa dalam menggunakan intranet sebagai alat komunikasi organisasi ternyata menunjukkan efesiensi yang tinggi karena dapat mengurangi biaya komunikasi. Intranet adalah jaringan komunikasi antar bagian dalam suatu lingkungan perusahaan dan biasanya dapat juga menjangkau kepada beberapa gedung yang berbeda dalam satu lokasi perusahaan.

Sesuai dengan modal intelektual organisasi yang diharapkan dapat ada dan selalu ditingkatkan dalam sebuah organisasi maka hal yang sangat perlu dilakukan oleh organisasi itu sendiri adalah pembelajaran organisasi. Melalui individu-individu dan group dalam suatu organisasi sangat penting untuk belajar agar dapat berdampak kepada lingkungan organisasi. Sehingga organisasi akhirnya juga harus belajar (lihat juga Thomas 2000, 84), baik dengan lerning by doing, ataupun eksperimen, kesemuannya demi transfer of knwoledge yang ujung-ujungnya organisasi memiliki competitive advantage organisasi (Englihardt dan Simmons 2002, 39).

Dalam perusahaan manufaktur, pembelajaran organisasi dengan menggunakan management by process menunjukkan solusi yang inovatif dari organisasi dan menunjukkan indikator performance yang secara sistematis sesuai dengan proses yang mendasarinya bagi setiap industri manufaktur (Toni dan Tonchia 1996, 235). Pembelajaran organisasi merupakan suatu yang alamiah yang kadang organisasi moderen labih cenderung seperti mesin sehingga melupakan proses alamiah ini (Cavaleri dan Fearon 2000, 251). Sebagai hasil penelitiannya ternyata pembelajaran organisasi memberikan keuntungan bagi organisasi karena ada potensi sinergi dan manajemen proyek dapat lebih terintegrasi secara bersama. Guna mencapai learning organization menurut Bettersby 1999, 58 maka langkah berikutnya yang dapat dilakukan oleh organisasi, khususnya kepada anggota atau karnyawan adalah dengan melakukan Continuing Profesional Education (CPE). Dengan melaksanakan CPE ini maka akan dapat terjadi emancipatory and transformative imperative terhadap learning organization

C. Kekuatan Persepsi

SPM tdk akan efektif jk manajemen senior tdk menciptakan suasana dan lingkungan yg kondusif.

cara manajer senior: kecepatan tanggap atas laporan yg diterima, sikap terhadap pengendalian

SPM mengharapkan pemahaman bukan hanya bgm mereka membantu dlm mencapai tujuan org, dg berapa kuat manajer senior menghendaki rangkaian tindakan2 tertentu

D. Pengendalian dlm org

Pengendalian dilakukan oleh Organisasi formal (F), informal(IF), dan pribadi (P)

a. Arah Pengendalian:

F: Rencana org, strategi, tanggapan atas persaingan.

IF: Keterikatan bersama cita2 kelompok.

P : Tujuan pribadi, aspirasi

b. Macam2 pengendalian:

c. Ukuran prestasi &tingkah laku

F: Anggaran, Biaya standar, target penjualan

IF: Norma-norma kelompok

P: Harapan pribadi, target antara

Isyarat utk tindakan koreksi

F: Penyimpangan

IF: Penyimpangan

P: Dugaan akan kegagalan di masa akan datang, target tak tercapai.

Imbalan untuk prestasi

F: Pnghargaan manajemen, insentif uang, promosi

IF: Pengakuan rekan, keanggotaan, kepemimpinan

P: Kepuasan karena “terkendali”, kegembiraan

d. Hukuman untuk kegagalan

F: Minta penjelasan

IF: Ejekan, pengasingan, permusuhan.

P: Merasa gagal

HAKEKAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

HAKEKAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

A. Konsep Dasar
1. Sistem
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks SPM, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak- yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.
2. Pengendalian
Pengendalian adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Hansen dan Mowen (1995) pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Manajemen
Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pengertian manajemen yang lain adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bekerja bersama.
4. Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah proses untuk memotivasi dan memberikan semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasi. Sedangkan sistem pengendalian manajemen adalah suatu proses dan struktur yang tertata secara sistematik yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen Menurut Marciariello dan Kirby (1994) SPM sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus.
5. Hakekat Pengendalian Manajemen
Organisasi terdiri dari manajer & karyawan harus dimotivasi dan dituntun agar melakukan apa yg diinginkan pimpinanya dan harus dikoreksi jika menyimpang dari arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan variabel, guna mencapai tujuan tertentu. Variabel dapat berupa manusia, mesin, organisasi.

Dalam organisasi, manusia merupakan variabel yang harus diarahkan, dituntun, dan dimotivasi.
Ada 4 alat minimal dalam sistem pengendalian
1. Observor, detektor, atau sensor
2. evaluator, asesor, selektor
3. direktor, modifier, efektor
4. jaringan komunikasi