Sunday, November 1, 2009

TUJUAN DAN STRATEGI

TUJUAN DAN STRATEGI

Tujuan digunakan untuk menyatakan rumusan yang luas dan tidak terbatas waktu tentang apa yang ingin dicapai organisasi.

Sasaran digunakan untuk menyatakan rumusan hasil akhir yang lebih spesifik, pencapaian yang harus terwujud dalam batas waktu tertentu.

Tujuan mendahului strategi dalam proses perencanaan strategik

Sasaran digunakan dalam proses pengendalian manajemen untuk melaksanakan strategi.

Pada mulanya, ketika organisasi dibentuk, proses perencanaan strategik digunakan untuk memilih tujuan dan strategi. Kemudian, ini digunakan untuk memilih kebijakan dan program-program tindakan umum dan bila diperlukan untuk merumuskan kembali tujuan dan menyelesaikan strategi.

Contoh Kasus

Mc Donald menentukan sasaran membuka sejumlah X toko fastfood tahun depan. Perusahaan menetapan mencapaian volume penjualan sebesar Y juta dollar dalam 5 tahun dari sekarang.

Jika sasaran dirumuskan sepert tadi secara periodik, maka Sistem Pengendalian Manajemen dapat mengukur tingkat pencapaiannya

Strategi.

n Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumberdaya dan usaha organisasi (Tzunsu, Hannibal, Clausewitz))

n Strategi manajemen adalah suatu proes yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan, dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi (Hariadi).

n Strategi adalah jalan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk mencapai target keuangan dan posisi strategis

Empat frasa penting strategi manajemen

  1. Suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah terencana yang melibatkan manajemen dalam organisasi mulai pimpinan tertinggi sampai karyawan terbawah.
  2. Proses digunakan untuk merumuskan visi dan misi, menetapkan tujuan strategi dan memilih stategi yg cocok untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
  3. Proses digunakan sebagai landasan untuk menjalankan strategi demi menyediakan customer value terbaik.
  4. Pelaksanaan strategi harus selalu dievaluasi untuk menilai apakah hasil yg dicapai sesuai dengan rencana dan perkembangan terbaru.

Tingkatan Strategi

  1. Strategi Korporasi, menggambarkan arah keseluruhan perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan pengelolaan bermacam-macam unit bisnis maupun variasi produk yang dihasilkan perusahaan.
  2. Strategi unit bisnis, diarahkan kepada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu
  3. Strategi Fungsional, strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen (terdiri atas Researct & Development, keuangan, produksi, dan lain-lain) yang dapat mendukung strategi level unit bisnis

Variabel-variabel kunci

Variabel kunci dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal.

Variabel kunci internal pada dasarnya merupakan titik-titik resiko dalam keseluruhan sistem dan suatu organisasi tempat kegiatan-kegiatan dapat lepas kendali atau menyimpang dari rencana manajemen.

Adappun variabel kunci eksternal adalah faktor-faktor yang sebagian besar diluar kendali langsung organisasi. Terhadap variabel-variabel ini seperti, elastisitas permintaan terhadap harga produk atau laju perkembangan teknologi suatu produk atau proses, organisasi harus lebih berusaha menyesuaikan diri daripada mengubahnya.

Banyak cara yang digunakan oleh organisasi agar keberadaanya tetap unggul. Walaupun secara teori ada yang menyebutkan siklus hidup suatu organisasi, namun salah satu hal yang dijadikan prinsip oleh usahawan adalah going concern atau keberlanjutan. Artinya organisasi selalu terus berupaya agar keberadaanya tidak mengalami penurunan, namun selalu memperbaharui agar dapat hidup terus. Untuk dapat hidup terus tentunya organisasi harus dapat bersaing dengan organisasi lain baik yang sejenis ataupun tidak sehingga tidak ditinggal oleh customer. Langkah strategis yang diambil diantaranya harus memiliki efektifitas dan keunggulan dalam organisasi mereka sehingga keberadaanya menjadi lebih kuat dan kokoh.

Paradigma baru dalam ilmu manajemen mengakui kesadaran yang meliputi pengembangan dunia secara alamiah dan hal itu yang mendasari pentingnya transformasi organisasi (Heaton dan Harung 1999, 157). Menurutnya ada tujuh sifat yang mendasari kesadaran organisasi; efficiency on a par with nature's principle of least action, spontaneous and frictionless coordination, creative inspiration akin to artistic genius, doing well by doing good: prosperity and social value, harmony with the natural environment, spontaneous change in an evolutionary direction, and leadership which promotes full human development. Hal tersebut dapat dianalogikan “back to the nature” dari suatu organisasi tentunya setelah mengalami proses akal, mental/ emosional dan spiritual (Agustian 2002). Sehingga wajar sekali jika organisasi dapat memiliki nilai-nilai tiga tingkat kesadaran tersebut akan dapat tetap unggul. Tiga tingkat kesadaran manusia tersebut menurut Bastaman 1995 yang dikutip Triyuwono 2003, 3 adalah suatu yang penting untuk dapat dipahami dan dipraktekan sehingga tujuan keberhasilan secara alamiah yaitu manusia dan organisasi akan tercapai dan langgeng tidak hanya secara material namun juga secara non material (bahagia, tentram, aman).

Menurut Bollinger dan Smith 2001, 8 “managing organizational knowledge as a strategic asset adalah penting sekali guna memelihara keberlanjutan dari competitve advantage. Jadi mangatur organizational knowledge ternyata memiliki aspek yang kritis dalam sebuah organisasi dalam kaitannya menjadi organisasi yang unggul dan tetap memelihara keunggulannya.

Organizational knowledge salah satu aspeknya yang erat kaitannya adalah organization’s intellectual capital (Robinson dan Kleiner 1996, 36) yang dapat juga sebagai konsep kepemilikan intelektual, seperti halnya patents dan licencies yang tentunya sangat berharga dan besar kontribusinya untuk keunggulan organisasi.

Dengan modal intelektual organisasi maka segala permasalahan dapat diharapkan segera diselesaikan dengan baik dan cepat, apalagi di era globalisasi ini yang menuntut serba cepat dan efesien dari sisi biaya sebagai pertimbangan utamanya. Oleh karena itu, dalam organisasi aspek komunikasi jelas mengandung biaya apalagi yang menggunakan sistem sentralisasi. Intranet adalah salah satu jalan keluar untuk dapat mengurangi dampak biaya komunikasi organisasi dan juga lebih efisient (Yen dan Chou 2001, 80).

Sesuai dengan modal intelektual organisasi yang diharapkan dapat ada dan selalu ditingkatkan dalam sebuah organisasi maka hal yang sangat perlu dilakukan oleh organisasi itu sendiri adalah pembelajaran organisasi. Melalui individu-individu dan group dalam suatu organisasi sangat penting untuk belajar agar dapat berdampak kepada lingkungan organisasi. Sehingga organisasi akhirnya juga harus belajar, baik dengan lerning by doing, ataupun eksperimen, kesemuannya demi transfer of knwoledge yang ujung-ujungnya organisasi memiliki competitive advantage organisasi (Englihardt dan Simmons 2002, 39). Dalam perusahaan manufaktur, pembelajaran organisasi dengan mengunakan management by process menunjukkan solusi yang inovatif dari organisasi dan menunjukkan indikator performance yang secara sistematis sesuai dengan proses yang mendasarinya bagi setiap industri manufaktur (Toni dan Tonchia 1996, 235). Pembelajaran organisasi merupakan suatu yang alamiah yang kadang organisasi moderen labih cenderung seperti mesin sehingga melupakan proses alamiah ini (Cavaleri dan Fearon 2000, 251). Sebagai hasil penelitiannya ternyata pembelajaran organisasi memberikan keuntungan bagi organisasi karena ada potensial sinergi dan manajemen proyek dapat lebih terintegrasi secara bersama. Guna mencapai learning organization menurut Bettersby 1999, 58 maka langkah berikutnya yang dapat dilakukan oleh organisasi, khususnya kepada anggota atau karnyawan adalah dengan melakukan Continuing Profesional Education (CPE). Dengan melaksanakan CPE ini maka akan dapat terjadi emancipatory and transformative imperative terhadap learning organization.

No comments:

Post a Comment